Sumber foto: pexels.com
Mutu beton adalah kadar dari kualitas beton yang ditentukan dengan nilai kuat tekan beton. Inn merupakan salah satu bagian penting untuk menentukan pengaplikasiannya pada struktur bangunan. Kualitas beton sendiri dapat berbeda-beda sesuai dengan kadar semen dan kualitas material alam yang digunakan.
Di Indonesia, kualitas mutu beton lazimnya dilihat dari satuan mutu yang tertera, yaitu K, yang berarti kuat tekan beton per sentimeter persegi. Misalnya K-100 atau K-500 menunjukkan kekuatan beton tersebut mencapai 100 kg/cm2 atau 500 kg/cm2. Terdapat bermacam-macam mutu beton berdasarkan kategorinya. Tetapi pada umumnya, mutu beton dibedakan menjadi beberapa kelas.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu:
1. Beton kelas I (K-100, K-125, K-175, dan K-200)
Biasanya digunakan untuk konstruksi jalanan, lantai dasar, pondasi kolom, dan sebagainya untuk bagian bangunan nonstruktural.
2. Beton kelas II (K-225, K-250, dan K-275)
Biasanya digunakan untuk pekerjaan dengan sifat struktural ringan seperti penyusunan rangka bekisting, rumah bertingkat, pasangan bata, dan sebagainya.
3. Beton kelas III (K-325, K-350, K-375, dan K-500)
Umumnya, beton kelas ini digunakan pada area saluran air, landasan pesawat, area truk tronton, karena jenis mutunya yang dianggap tertinggi. Proses pembuatannya membutuhkan pemeriksaan ketat.
Berdasarkan kuat tekan dan penggunaannya, yaitu:
1. Beton mutu rendah
Digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti lean concrete.
2. Beton mutu sedang
Beton jenis ini digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan dan gelagar beton bertulang. Contoh produk yang menggunakan beton mutu sedang ialah U-Ditch.
3. Beton mutu tinggi
Digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang dan gelagar beton prategang. Contoh produk yang menggunakan beton mutu tinggi ialah spun pile.
Selain penggunaan satuan K, dalam dunia industri beton, dikenal juga istilah Fc. Perbedaannya ada pada rumus perhitungan kuat beton yang digunakan. Satuan K menggunakan perhitungan kg/cm2 sedangkan Fc menggunakan satuan mpa aau megapascal (N/mm2). Selain itu, mutu beton K menggunakan sampel kubus berdimensi 15x15x15 sedangkan fc menggunakan benda sampel silinder 15×30.
Dalam konstruksi, permasalahan yang kerap timbul dalam mutu beton ialah permukaan slab berlubang yang diakibatkan oleh kotoran kayu pada pasir yang menyebabkan kotoran pelapukan kayu pada beton.
Saat menemukan situasi seperti ini, mitigasi yang bisa dilakukan ialah perbaikan sistem pengecekan kualitas material yang digunakan, pengecekan menggunakan tes ultrasonic pulse velocity (UPV Test) untuk melihat slab yang berlubang, pembobokan area slab yang berlubang, dan penutupan dengan material sika grout.
Apakah artikel ini bermanfaat untukmu?
Click on a star to rate it!
Rating rata-rata 4.7 / 5. Banyaknya rating: 3
No votes so far! Be the first to rate this post.