Sumber foto: www.istockphoto.com
Kebutuhan akan hunian terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut hasil survei digital dari Telkomsel, tSurvey.id, mayoritas kaum milenial di tanah air lebih memilih rumah tapak ketimbang apartemen. Tercatat, responden yang memilih rumah tapak di DKI Jakarta sebanyak 93% dari total responden, sedangkan di wilayah Jawa-Bali non-DKI sebanyak 99,4%.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi pelaku industri konstruksi bangunan hunian untuk meningkatkan metode dan inovasi baru. Salah satunya ialah dengan sistem fabrikasi rumah modular, yaitu rumah atau bangunan prefabrikasi yang konstruksi pembangunannya menggunakan komponen hasil fabrikasi sehingga pembangunannya seperti permainan lego.
Sejarah modular di Indonesia telah dimulai sejak 770-825 Masehi, yaitu saat pembangunan Candi Borobudur. Ia menggunakan tidak kurang dari 60 ribu meter kubik batu, 504 patung budha, 72 stupa terawang, dan 2.672 relief modular. Di dunia konstruksi modern saat ini, rumah modular dianggap sebagai salah satu solusi pembangunan hunian ramah lingkungan.
Rumah modular tidak meninggalkan limbah paska konstruksi, termasuk material penyusunnya yang ramah lingkungan. Bangunan rumah modular juga didesain tahan gempa yang melewati serangkaian tes, analisis perhitungan, dan pengujian. Bahan yang digunakan juga tidak mudah tersulut api meskipun anti air dan kelembapan sehingga mengurangi potensi ditumbuhi lumut dan jamur.
Secara umum, keuntungan rumah modular antara lain:
- Menyederhanakan proses konstruksi dengan fabrikasi komponen di pabrik
- 30-40 persen lebih cepat karena pengerjaannya secara parallel
- Lebih sedikit material terbuang dan efisiensi tenaga kerja instalasi
- Pengaruh kecil cuaca karena produksi di ruangan pabrik, dan
- Kualitas produk konsisten
Berbagai diversifikasi inovasi modular dapat ditemukan dalam produk seperti i-Mod atau instant modular, prefabricated prefinished volumetric construction (PPVC), kolom balok pracetak untuk high-rise building, kolom balok pracetak untuk rumah hunian, modifikasi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), dan hunian load bearing wall.
Meskipun terlihat efektif dan efisien, rumah modular tetap memiliki tantangan, yaitu pasar yang belum mengenali jenis konstruksi rumah modular dibanding rumah konvensional, efisiensi biaya, material, dan masih perlunya sosialisasi menyeluruh agar pengetahuan masyarakat meningkat terkait rumah hunian modular.
Apakah artikel ini bermanfaat untukmu?
Click on a star to rate it!
Rating rata-rata 5 / 5. Banyaknya rating: 3
No votes so far! Be the first to rate this post.