Sumber Foto: Doc. WSBP
Memiliki hunian sendiri adalah impian bagi setiap orang. Namun, harga rumah yang semakin melambung, serta keterbatasan lahan dalam membangun rumah idaman layak huni, khususnya di daerah perkotaan, membuat impian ini sulit terwujud.
Hal itulah yang menjadi tantangan bagi pelaku industri konstruksi bangunan hunian untuk meningkatkan metode dan inovasi baru. Salah satunya adalah dengan membangun sistem fabrikasi rumah modular. Membangun rumah modular dinilai jauh lebih mudah dan lebih praktis dibandingkan dengan membangun rumah konvensional.
Apa Perbedaan Rumah Prefabrikasi Modular dan Rumah Konvensional?
Rumah prefabrikasi modular sangat berbeda dengan rumah konvensional. Berikut beberapa perbedaan rumah prefabrikasi modular dan rumah konvensional:
1. Proses Konstruksi
Salah satu perbedaan mendasar bangunan rumah modular dan konvensional dapat dilihat dari proses konstruksinya. Rumah modular (prefabrikasi) adalah bangunan dengan komponen hasil fabrikasi, yakni struktur dengan komponen yang dibuat di pabrik yang dikirimkan ke proyek untuk dirakit menjadi satu bangunan seperti lego.
Bangunan modular terdiri dari panel dan modul yang telah diukur dan dipersiapkan sebelumnya, sehingga sangat efisien dan cepat dalam proses produksinya.
Sementara itu, rumah konvensional dibangun di lapangan atau di lokasi dengan bahan-bahan konstruksi yang dikirim ke lokasi.
2. Kualitas Konstruksi
Umumnya, rumah modular dibuat dengan mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan konvensional. Ini karena modul diproduksi di Precast Plant dalam kondisi yang terkontrol. Ketahanan bangunan modular terhadap cuaca, air, api, karat, rayap, bahkan gempa sangat baik.
Pada bangunan konvensional, mungkin terjadi cacat dan kegagalan akibat pengaruh cuaca selama masa konstruksi.
3. Biaya
Perbedaan rumah modular dan rumah konvensional juga dapat dilihat dari sisi biaya. Biaya pembangunan rumah modular biasanya lebih rendah daripada rumah konvensional.
Hal ini disebabkan karena penggunaan material yang lebih efisien, serta dapat dikerjakan secara paralel.
Sebagian besar material dibeli dalam jumlah besar dan dibuat sesuai dengan spesifikasi sebelumnya, sehingga meminimalkan pemborosan bahan. Tidak seperti rumah konvensional yang membutuhkan banyak material dalam pembuatan bangunan.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun rumah modular tidaklah banyak. Hal tersebut karena sebagian besar pekerjaan dilakukan di pabrik. Bangunan modular juga biasanya dapat dibangun dengan lebih cepat, sehingga biaya tenaga kerja lebih sedikit.
Ini berbeda dengan pembangunan rumah konvensional yang membutuhkan tenaga kerja terampil dalam jumlah banyak, karena berat dan banyaknya material yang digunakan.
5. Waktu Pengerjaan
Waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk membangun rumah modular tidaklah lama karena dapat dikerjakan secara paralel, sehingga tidak bergantung pada pekerjaan yang lain. Jika dinding sudah terpasang, para pekerja dapat melanjutkan pekerjaan di bagian atas.
Lain halnya dengan membangun rumah konvensional yang membutuhkan waktu pengerjaan lebih lama, karena bergantung pada pekerjaan lainnya dan harus dikerjakan mengikuti alur.
Apakah artikel ini bermanfaat untukmu?
Klik pada bintang untuk memberikan penilaian!
Rating rata-rata 5 / 5. Banyaknya rating: 3
No votes so far! Be the first to rate this post.