JELANTH-AIR: Transforming Used Cooking Oil into Sustainable Aviation Fuel

Daffa Rahmatullah

Last Updated :

October 31, 2025
16:06
0
(0)
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mempercepat transisi energi bersih. Hingga pertengahan 2025, bauran energi terbarukan baru mencapai sekitar 15,25%, jauh dari target 23% yang ditetapkan sejak 2017. Di sisi lain, kebijakan global seperti Renewable Energy Directive II (RED II) Uni Eropa yang membatasi penggunaan biofuel berbasis sawit semakin menuntut Indonesia untuk menemukan bahan baku alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Menjawab tantangan tersebut, inovasi JELANTH-AIR (Jelantah to Aviation Renewable Fuel) dikembangkan sebagai solusi waste-to-energy memanfaatkan minyak jelantah yang produksinya di Indonesia mencapai sekitar 1,2 juta kiloliter per tahun menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF). Prosesnya dimulai dengan hydrotreating menggunakan unit Treated Distillate Hydrotreating (TDHT) untuk menghilangkan oksigen dari trigliserida, kemudian dilanjutkan dengan catalytic cracking berbasis katalis NiMo guna menghasilkan fraksi hidrokarbon C10–C14, komponen utama bahan bakar jet.

Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku energi terbarukan ini merupakan langkah strategis dalam mendukung keberlanjutan energi nasional. Penelitian berjudul “Valorization of Used Cooking Oil through Hydroprocessed Ester and Fatty Acid (HEFA) Pathway and NiMo-based Catalytic Cracking for J3.0 Blend-Aviation Turbine Fuel Production” disusun oleh tim dari Institut Teknologi Bandung yang terdiri atas Hanif Yusran Makarim (Agricultural Engineering, SITH-R), Muhammad Daffa Anrizky, dan Veronicha Zenith Shanvial S. (Bioenergy & Chemurgy Engineering, FTI-SP).

Uji skala pilot menunjukkan katalis NiMo mampu meningkatkan selektivitas terhadap produk jet fuel hingga 37,3% serta memperbaiki karakteristik energi melalui pembentukan senyawa aromatik dan siklik. Produk akhir berupa campuran J3.0 (3% SAF) dapat langsung digunakan pada mesin pesawat tanpa modifikasi tambahan. Selain efisien secara teknis, JELANTH-AIR berkontribusi signifikan terhadap pengurangan limbah dan emisi karbon, sekaligus membuka peluang ekonomi sirkular melalui pengumpulan dan pemanfaatan minyak jelantah masyarakat.

Dengan konsep yang mengintegrasikan sains, kebijakan, dan kepedulian lingkungan, JELANTH-AIR menjadi simbol nyata transformasi energi Indonesia menuju era penerbangan hijau dan mandiri energi, sejalan dengan visi Net Zero Emission 2060.

Apakah Informasi ini Bermanfaat Untukmu?

Click on a star to rate it!

Rating rata-rata 0 / 5. Banyaknya rating: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pemberitaan

Artikel Serupa

Related Article