Metode Pemancangan Steel Sheet Pile, Cerucuk Bambu, hingga Geotekstile sebagai Penjaga Stabilitas Tanah di Proyek Tepi Sungai

adminis

Last Updated :

January 17, 2025
09:06
5
(1)
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email

Membangun proyek konstruksi di areal yang dekat dengan perairan selalu menjadi tantangan tersendiri untuk setiap insinyur yang terlibat. Mulai dari lokasi geografis proyek yang berada di dekat sungai dengan tanah yang gampang luruh hingga menghadapi tantangan bencana alam seperti banjir dan longsor.

Dalam beberapa kasus, untuk membangun Dinding Penahan Tanah (DPT) misalnya, karena kondisi banjir yang lebih tinggi dari perencanaan awal, insinyur harus melakukan review desain. Metode kerja juga harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Dikarenakan lokasi proyek di dekat sungai, untuk menghindari air sungai meluap sewaktu-waktu, insinyur harus mempercepat pekerjaan pada tahapan pondasi. Kondisi ini dapat disiasati dengan menggunakan metode pemancangan Steel Sheet Pile & Cerucuk Bambu. Metode ini efektif untuk menjaga stabilitas tanah di sepanjang tepi sungai. Penutupan geotekstil (terpal) pada sepanjang sisi pemukiman untuk menghindari longsor pada area pemukiman warga juga dapat dilakukan untuk menjaga stabilitas tanah.

Sederhananya, pernah kah kamu melihat dinding selokan yang meluruh karena hujan yang berkepanjangan? Hal ini juga bisa terjadi di lokasi proyek dan tentunya akan menghambat pekerjaan konstruksi. Solusinya tentu melakukan berbagai upaya agar tanah tidak jenuh dan meluruh ke bawah.

Secara keilmuan, Steel Sheet Pile adalah material konstruksi berupa lembaran baja yang dirancang dengan sistem sambungan khusus (interlocking) di setiap sisinya. Material ini digunakan untuk membentuk dinding penahan tanah, struktur pelindung, atau pembatas dalam berbagai proyek konstruksi, terutama di lokasi yang membutuhkan pengendalian tanah atau air.

Material ini berfungsi untuk mencegah longsor pada area dengan tanah yang tidak stabil, seperti di tepi sungai, pelabuhan, atau area penggalian. Dapat digunakan juga untuk membatasi pergerakan air pada lokasi proyek, seperti di daerah banjir, dermaga, atau tanggul. Serta digunakan pada proyek pondasi, terowongan, atau penggalian dalam untuk menopang beban tanah.

Dengan karakteristik bahan baja, Steel Sheet Pile dapat memberikan kekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan tanah serta air. Meski begitu, material ini tetap mudah dipasang dan dibongkar karena penggunaannya yang tidak permanen dengan sistem interlocking memungkinkan instalasi yang cepat. Dengan demikian, material ini dapat digunakan di area dengan tanah lunak atau kondisi geografis yang sulit secara berulang-ulang.

Pemasangan Steel Sheet Pile cocok dilakukan sebagai langkah proteksi untuk menahan longsoran tanah, terutama di area yang berdekatan dengan rumah warga seperti pada proyek DPT Jembatan Enim 1-2 di Sumatra Selatan.

Material ini dapat menahan pergerakan tanah agar tidak mendesak turun sehingga mencegah terjadinya longsor. Proses ini dapat diikuti dengan penutupan menggunakan geotekstil (sejenis terpal) yang bertujuan melindungi tanah dari air dan mencegah kejenuhan tanah. Jika tanah menjadi jenuh, daya tahannya akan berkurang sehingga dapat menciptakan tekanan tambahan yang berpotensi membentuk bidang longsor.

Teknik ini memerlukan perencanaan waktu yang baik. Umumnya dipasang sebelum musim hujan, karena pemasangan harus dilakukan dalam kondisi tanah kering untuk hasil yang optimal. Efisiensi pemasangan sangat bergantung pada kondisi cuaca, di mana dalam cuaca baik, pemasangan dapat mencapai 10-50 meter per hari. Setelah dipasang, Steel Sheet Pile dibiarkan mengering untuk memastikan stabilitas tanah sebelum melanjutkan pekerjaan konstruksi lainnya. Dalam proyek dengan skala panjang, seperti sepanjang satu kilometer, penggunaan Steel Sheet Pile dikombinasikan dengan material lain seperti cerucuk bambu, batang kelapa, dan jumbo bag sebagai alternatif menyeimbangkan biaya dan memastikan perlindungan tetap maksimal.

Karena cuaca dan elevasi tinggi muka air sungai menjadi faktor yang sangat mempengaruhi proyek ini. Tinggi muka air yang tidak dapat diprediksi kapan akan menjadi naik dan surut menjadi tantangan yang cukup unik bagi proyek. Untuk menghadapinya, insinyur dapat berkoordinasi dengan bagian BMKG untuk memperkirakan cuaca atau kondisi air yang akan datang, dan mengantisipasi dengan melakukan evakuasi pada alat berat.

Bagaimana, tertarik menggunakan metode Steel Sheet Pile pada proyekmu?

Apakah artikel ini bermanfaat untukmu?

Click on a star to rate it!

Rating rata-rata 5 / 5. Banyaknya rating: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Article