Admixture: Bahan Tambahan Campuran Beton

Product Research and Standardization WSBP

Ditayangkan :

September 18, 2023
15:03
5
(3)
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email

Sumber foto: pexels.com

Kualitas sebuah beton merupakan hal penting dalam konstruksi bangunan. Salah satu faktor penentunya ialah admixture–bahan atau material selain air, semen, dan agregat yang ditambahkan ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan.

Seringkali dikenal dengan istilah bahan tambah, admixture dapat berupa bubuk atau cairan. Fungsinya ialah memperbaiki workability beton, mengatur faktor air semen pada beton segar, mengurangi penggunaan semen, mencegah terjadinya segregasi dan bleeding, mengatur waktu pengikatan aduk beton, meningkatkan kekuatan beton keras, meningkatkan sifat kedap air pada beton keras, dan meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras.

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan standar yang berlaku seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), American Society for Testing and Materials (ASCM), atau American Concrete Institute (ACI 212.3R).

Umumnya, penambahan tidak lebih dari 5% dari keseluruhan berat dan komposisi adonan beton, yang dilakukan sebelum atau saat mixing atau batching (pencampuran material yang diubah menjadi adonan).

Secara umum, dikenal ada 7 bahan tambah yang lazim digunakan dalam proses produksi beton, yaitu:

1. Tipe A Water Reducing
Pada admixture tipe A ini, pemakaian semen dapat dikurangi karena pemakaian air yang berkurang sehingga harga produk menjadi lebih murah.

2. Tipe B Retarding
Berfungsi untuk memperlambat proses setting time pada beton sampai waktu yang direncanakan. Biasanya digunakan untuk industri readymix dan pengecoran yang membutuhkan waktu pengerjaan yang lama.

3. Tipe C Accelerating
Berguna untuk mempercepat prsoes hidrasi pada semen sehingga kuat tekan awal pada beton lebih cepat tercapai.

4. Tipe D Retarding and Water Reducing
Digunakan untuk mengurangi kadar air dan hidrasi sehingga adonan cor atau beton terikatnya lebih lama. Kegunaannya ialah campuran tidak cepat mengeras.

5. Tipe E Accelerating and Water Reducing
Digunakan untuk mempercepat terikatnya adonan beton sekaligus mengurangi kadar airnya. Tipe E merupakan gabungan dari Tipe B dan C.

6. Tipe F Water Reducing High Range
Tipe F sama dengan tipe A, namun tipe F memiliki kemampuan mengurangi pemakaian air dalam jumlah yang lebih besar dari tipe A, banyak digunakan untuk industri beton precast.

7. Tipe G Water Reducing High Range Retarding
Tipe G sama dengan tipe D, akan tetapi tipe G mempunyai kemampuan mengurangi pemakaian air yang lebih besar tetapi kemampuan set retarding lebih pendek dari pada tipe D.

Meski demikian penggunaan admixture ini memerlukan ketelitian agar semua manfaat dari bahan tambah ini dapat maksimal dan dapat menghindari permasalahan beton tidak kering atau terlalu cepat kering.

Sehingga upaya yang harus dilakukan untuk menghindari efek dari kelebihan dosis saat menggunakan admixture adalah dengan menggunakan timbangan pada mesin batching plant dengan tingkat ketelitian yang sangat presisi dan pengawasan yang rutin dari operator batching plant.

Apakah artikel ini bermanfaat untukmu?

Klik pada bintang untuk memberikan penilaian!

Rating rata-rata 5 / 5. Banyaknya rating: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait